Categories
Berita Opini

Analis: Emas Sedang Koma

BAGIKAN:
Emas dalam kondisi koma karena tidak mampu menguat bahkan saat Dolar AS melemah

Jakarta – Harga emas makin merosot. Pada perdagangan Selasa (19/7) pukul 14:20 WIB, harga emas spot berada di level S$ 1.707,63 per troy ons, turun 0,08%.

Dalam sepekan terakhir, harga emas lebih berkutat di zona negatif karena menguatnya Dolar AS serta ekspektasi kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS The Fed.

Analis OANDA Jeffrey Halley mengatakan ekspektasi kenaikan suku bunga acuan The Fed membuat harga emas terus tertekan. Ekspektasi kenaikan suku bunga acuan, membuat yield surat utang pemerintah AS menembus 2,99% pada hari ini, tertinggi sejak Senin pekan lalu.

“Emas masih dalam kondisi koma, tidak mampu merangkak ke atas US$ 1.720 per troy ons. Emas bahkan tidak mampu menguat saat dolar AS melemah,” tutur Halley, kepada Reuters.

Baca juga: Yuk Intip Prospek Cuan Investasi Emas Hingga Akhir Tahun Ini

Emas memang sempat menguat pada perdagangan kemarin setelah pejabat The Fed menegaskan kenaikan suku bunga acuan sebesar 100 bps bukan opsi.

Semula, pasar berekspektasi The Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 100 bps pada bulan ini setelah inflasi AS melesat 9,1% (year on year/yoy) pada Juni.

Menyusutnya ekspektasi pasar membuat Dolar AS melemah. Dollar Index pada siang hari ini ada di kisaran 107,09, terendah sejak 8 Juli 2022 atau sepekan lebih.

“Secara teknikal, emas akan terus melemah ke depan. Titik emas ada di kisaran US$ 1.700 per troy ons. Jika emas melewati titik tersebut maka emas bisa terus melemah ke titik US$ 1.675 per troy ons,” imbuh Halley.

Sumber: CNBC

BAGIKAN:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *