
HargaEmas.com – Harga emas dunia terpantau bergerak ke atas pada pertengahan perdagangan hari ini dikarenakan meningkatnya permintaan akan logam mulia tersebut sebagai aset yang aman (safe haven). Memburuknya hubungan antara China-AS menjadi katalis penguatan emas kali ini. Harga emas di pasar spot akhirnya ditutup pada level $1.721 pada akhir perdagangan Jumat pagi WIB (29/5/2020).
Peralihan aset dari yang beresiko tinggi (saham) ke aset yang aman (emas) terjadi karena parlemen China telah mengesahkan Undang-Undang Keamanan Nasional yang akan semakin memperkuat kendali China atas Hong Kong.
Pro demokrasi pun mengecam karena pemberlakuan UU tersebut membatasi kebebasan demokrasi warga Hong Kong. Bukan hanya itu, status Hong Kong sebagai salah satu pusat keuangan global pun terancam.
Langkah yang diambil China ini semakin memperburuk hubungan dua negara ekonomi terbesar di dunia. Amerika Serikat mengisyaratkan akan mencabut status khusus yang selama ini diberikan bagi perdagangan antara Hong Kong dan AS. Akibatnya, perusahaan-perusahaan AS yang melakukan bisnis dengan Hong Kong akan terkena imbasnya.
Lebih lanjut, emas mendapat faktor pendorong dari data klaim pengangguran yang baru saja dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja AS. Adapun angka 2,12 juta pengangguran pada pekan lalu sesuai dengan harapan analis.
Akan tetapi laporan Departemen Perdagangan AS mengenai PDB yang lebih buruk dari perkiraan, menahan penguatan emas lebih lanjut. Adapun Produk Domestik Bruto (PDB) untuk Kuartal-I 2020 di AS turun sebesar lima persen.
Lalu, bagaimana pergerakan emas spot selanjutnya? Secara teknikal, pelemahan terhadap emas sudah mencapai titik bawahnya, dan selanjutnya emas akan bergerak menyamping cenderung ke atas dalam waktu dekat.
Adapun pergerakan harga emas ke atas akan dihadang di level resisten pertama $1.743 (R1) dan kemudian $1.750 (R2). Sementara itu, penurunan emas akan menguji level support terdekat di $1.720 (S1) yang apabila ditembus akan menuju level support selanjutnya di $1.701 (S2).