
Jakarta – Harga emas kembali menguat pada perdagangan Rabu pagi WIB, memperpanjang keuntungan di hari kedua berturut-turut dan bertahan di atas level psikologi $2.000, karena dolar AS melemah di tengah tanda-tanda bahwa pasar kerja mungkin mulai mendingin.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, melonjak $37,80 (+1,89%) menjadi ditutup pada $2.038,20 per ounce. Sapanjang hari perdagangan ini, emas bergerak di rentang harga $1.994 hingga $2.043,40.
Dolar AS melemah pada perdagangan Selasa, 4 April 2023 karena data AS terbaru memicu kekhawatiran atas perlambatan ekonomi, dengan indeks dolar AS turun 0,5 persen menjadi 101,5858.
Data ekonomi yang dirilis pada Selasa ini mendukung harga emas. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa lowongan kerja di AS turun dari 10,6 juta pada Januari menjadi 9,9 juta pada Februari, paling sedikit sejak Mei 2021 dan tanda bahwa pasar tenaga kerja mungkin mulai mendingin.
Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa pesanan AS untuk barang manufaktur turun 0,7 persen pada Februari, penurunan ketiga dalam empat bulan terakhir. Para ekonom memperkirakan untuk penurunan 0,6 persen.
Baca juga: Harga Emas Kembali Naik, Tapi Jangan Senang Dulu
“Kenaikan terbaru emas adalah tanda bahwa pedagang tidak beranjak dari pandangan mereka bahwa suku bunga AS berada pada atau mendekati puncaknya dan memperkirakan akan turun tahun ini,” kata Craig Erlam, analis di platform perdagangan daring OANDA.
Erlam menambahkan, “Langkah itu akan membawa rekor tertinggi di sekitar US$ 2.070 ke dalam fokus yang tajam, tetapi itu mungkin bergantung pada ekspektasi suku bunga di masa depan yang dikupas lebih jauh dan beberapa penghindaran risiko di pasar.”
The Fed telah menambahkan 475 basis poin ke suku bunga AS selama 13 bulan terakhir, membawanya ke puncak 5,0 persen.
Sumber: Tempo