
Jakarta – Harga emas naik ke level tertinggi sejak awal September pada hari Selasa seiring dengan melemahnya dolar AS, karena investor menunggu data inflasi AS yang dijadwalkan akhir pekan ini.
Dikutip dari CNBC, Rabu (10/11/2021), harga emas di pasar spot naik 0,3 persen menjadi $1.828,74 per troy ounce pada 01:44 dini hari, setelah sebelumnya mencatat level tertinggi sejak 3 September di USD 1.831,10.
Harga emas berjangka AS tercatat 0,2 persen lebih tinggi pada $1.830,80. Sementara itu, Dolar AS terpantau bergerak lebih rendah terhadap para pesaingnya, membuat emas batangan lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
“Investor berhati-hati di dekat $1.830 – $1.835 karena kami belum dapat menembusnya ke atas pada bulan Juli dan Agustus,” kata Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago.
Bank sentral utama pekan lalu mengindikasikan suku bunga akan tetap rendah dalam waktu dekat, meningkatkan daya tarik emas yang tidak memberikan imbal hasil dan membantu logam membukukan minggu terbaiknya sejak akhir Agustus.
Baca juga: Harga Emas Naik Lagi, Terkerek Nada Dovish Bank Sentral
Pasar Tenaga Kerja AS
Pasar tenaga kerja AS yang ketat dan dislokasi dalam rantai pasokan global dapat mengakibatkan pembacaan harga konsumen AS yang tinggi pada hari Rabu.
“Jika pasar melihat angka indeks harga konsumen di atas ekspektasi maka argumen yang akan muncul adalah The Fed sekarang harus menaikkan lebih cepat,” kata analis Quantitative Commodity Research Peter Fertig. Tetapi “The Fed tidak mengikuti buku peraturan,” tambahnya.
Juga mendukung emas, imbal hasil obligasi Treasury 10-tahun merosot ke 1,4271%.
“Harga emas berada di puncak penembusan,” kata analis TD Securities dalam sebuah catatan. “Mempertimbangkan sentimen yang sangat buruk pada logam mulia selama beberapa bulan terakhir, batasan rendah bagi harga untuk menembus resistance garis tren.”
Sumber: Liputan6