
Jakarta – Harga emas dunia anjlok lebih dari dua persen pada akhir perdagangan Selasa (23/11) pagi WIB. Emas tertekan dolar yang menguat setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell dinominasikan untuk masa jabatan kedua, mendorong ekspektasi bank sentral dapat tetap berada di jalur pengurangan dukungan ekonomi.
Mengutip Antara, Selasa, 23 November 2021, kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember turun tajam $45,3 atau 2,45% menjadi $1.806,30 per ons troi. Sementara emas di pasar spot juga jatuh 2,1% menjadi $1.805,30 yang merupakan level terendah sejak 5 November.
“Emas dijual karena anggapan mungkin The Fed akan mempertahankan jalur kebijakan moneternya saat ini sebagai lawan dari nominasi Lael Brainard,” kata Analis Senior Kitco Metals Jim Wyckoff.
Baca juga: Siap-Siap! Duet Maut Ini Bakal Bawa Emas Terbang Tinggi
Ia menambahkan, Brainard akan dianggap membuka jalan untuk lebih kebijakan dovish. “Ini hanya reaksi spontan dari pasar emas,” kata Wyckoff, dengan dolar menguat ke level tertinggi sejak Juli tahun lalu. Pencalonan kembali Powell juga menyebabkan lonjakan imbal hasil obligasi Pemerintah AS.
Obligasi AS
Kenaikan imbal hasil obligasi Pemerintah AS semakin memperlemah emas, membuat emas mengalami penurunan harian tertajam dalam lebih dari tiga bulan. Dolar yang lebih kuat membuat emas menjadi mahal bagi pembeli luar negeri, sementara suku bunga yang lebih tinggi diterjemahkan menjadi peningkatan peluang kerugian memegang emas.
Pasar uang sekarang memperkirakan Fed untuk menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada Juni 2022 dibandingkan sebelumnya pada Juli.
“Pergerakan yang lebih tinggi dengan imbal hasil riil telah mempercepat beberapa pelemahan emas, tetapi terlalu dini bagi investor yang berpikir ini adalah awal dari tren yang berkelanjutan,” kata analis pasar senior di broker Oanda, Edward Moya.
Sumber: Medcom