
HargaEmas.com – Harga emas dunia pada penutupan Jumat (5/6/2020) pagi tadi naik $13 menjadi $1.710 per troy ounce. Adapun penguatan harga emas dunia dipicu oleh aksi ambil untung (profit taking) di bursa saham.
Pasar saham yang melakukan reli penguatan selama pekan ini kelihatannya mulai memasuki jenuh beli sehingga investor merasa perlu untuk segera merealisasikan keuntungannya.
Lebih lanjut, emas mendapatkan tambahan penopang dari Uni Eropa. Di mana Bank Sentral Eropa ECB akan memperluas program pembelian obligasi besar-besaran sebanyak €1,35 triliun obligasi, sebuah peningkatan sebesar €600 miliar dari komitmen sebelumnya. Kombinasi dari kebijakan fiskal dan kebijakan moneter diharapkan dapat memulihkan kondisi ekonomi.
Pengumuman European Central Bank ini datang setelah Pemerintah Jerman menyetujui paket stimulus sebesar €130 miliar untuk memulai pemulihan ekonomi di Eropa. Adapun paket stimulus yang ditawarkan adalah keringanan pajak baru dan insentif untuk pembelian mobil listrik.
Ke mana arah pergerakan emas berikutnya? Secara teknikal, emas butuh pendorong yang kuat untuk mulai menunjukkan tren kenaikan pada grafik harga. Kenaikan harga emas dunia akan menguji level resisten di $1.738 (R1) yang apabila mampu ditembus akan melanjutkan penguatan ke level $1.750 (R2). Sementara itu, penurunan emas akan berhadapan dengan level support di $1.700 (S1), dan kemudian level terendah minggu ini $1.690 (S2).
Satu hal yang perlu dicermati adalah pergerakan Dollar AS terhadap Rupiah. Indeks Dollar AS saat ini sedang dalam posisi lemah sehingga Rupiah kita semakin menguat. Menguatnya Rupiah akan membuat harga emas di Indonesia dalam mata uang Rupiah mengalami penurunan yang dalam. Padahal harga emas dunia tidak terlalu jatuh.
Untuk harga emas terkini, ingat untuk selalu memantau laman depan HargaEmas.com »