
HargaEmas.com – Setelah kemarin jatuh $30 atau turun -1,72% akibat aksi ambil untung, emas dunia kembali menguat $13 (+0,79%) menjadi $1.735 per ounce pada akhir perdagangan Sabtu (23/5/2020) pagi WIB. Harga ini sekaligus menutup perdagangan emas pada pekan ini.
Memburuknya hubungan antara China dan Amerika Serikat menambah kekhawatiran investor akan keadaan ekonomi global yang saat ini hancur dihantam pandemi covid-19.
Meningkatnya ketegangan kedua negara adidaya ini ditambah ketidakpastian ekonomi dan kapan berakhirnya pandemi covid-19 mendorong investor untuk memindahkan aset-asetnya ke aset yang dianggap aman (safe haven) seperti emas dan dolar AS.
Untuk jangka pendek, peningkatan tegangan akan sedikit banyak menahan penguatan harga emas dikarenakan dolar AS yang paling diuntungkan dalam hal ini.
Setiap kali tensi antara China-AS meningkat, maka yang terjadi adalah mata uang Yuan akan melemah dan sebaliknya dolar AS mengalami penguatan. Dan ketika dolar AS menguat, emas akan tertekan untuk jangka waktu pendek.
Akan tetapi berbeda ceritanya untuk jangka waktu panjang. Ketika ketakutan mulai melanda bursa saham, maka emas yang paling diuntungkan untuk melakukan penguatan.
Pada awal pekan ini, emas yang dianggap sebagai safe haven sempat menyentuh level tertingginya sejak Oktober 2012 sebelum turun kembali setelah aksi profit taking yang dilakukan investor pada hari kemarin. Setelah itu, emas kembali menjadi incaran seiring peningkatan permintaan fisik emas di negara-negara Asia.
Lalu bagaimana peluang emas untuk menembus level $1.800? Kepala Strategi Global dari TD Securities, Bart Melek, mengatakan bahwa untuk pekan depan agak sulit bagi emas untuk menembus angka $1.800 walaupun saat ini emas masih kuat bertahan di atas level $1.700.
Adapun kombinasi dari masih kuatnya pasar saham dan dolar AS serta kekhawatiran disinflasi untuk jangka pendek yang membuat emas masih akan bergerak dalam rentang harga yang sempit yakni antara $1.715 dan $1.750.
Untuk pekan depan, beberapa sentimen di Amerika Serikat yang akan menjadi faktor penentu arah pergerakan emas adalah:
- Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal pertama
- Pesanan barang tahan lama
- Klaim pengangguran mingguan
- Data penjualan rumah baru
- Index harga rumah
- Data perubahan harga barang dan jasa
- Indeks kepercayaan konsumen
Berita yang paling disorot pada Jumat kemarin datang dari China di mana negara tersebut menyatakan tidak akan mengeluarkan target PDB untuk tahun 2020 dikarenakan ketidakpastian keadaan akibat pandemi covid-19.