
JAKARTA – Harga emas menguat pada akhir perdagangan Jumat (5/11) pagi WIB, bangkit dari penurunan dua sesi sebelumnya dan bersiap untuk hari terbaiknya dalam tiga minggu setelah Federal Reserve AS dan bank sentral Inggris (BoE) mengindikasikan bahwa mereka tidak akan terburu-buru untuk menaikkan suku bunga.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, melonjak $29,6 atau 1,68 persen, menjadi ditutup pada $1.793,50 per ounce. Sehari sebelumnya, Rabu (3/11) emas berjangka anjlok $25,5 atau 1,43 persen menjadi $1.763,90.
The Fed mengindikasikan bahwa mereka mungkin tidak akan mengacaukan suku bunga, dan itu bullish untuk logam mulia, kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.
Bank sentral AS pada Rabu (3/11) mengisyaratkan bahwa mereka akan tetap bersabar tentang kenaikan suku bunga dan akan mulai memangkas program pembelian obligasi besar-besaran bulan ini.
Setelah itu, bank sentral Inggris mempertahankan suku bunga tak berubah pada Kamis (4/11), mematahkan ekspektasi untuk kenaikan yang akan menjadikannya bank sentral besar pertama di dunia yang menaikkan suku bunga setelah pandemi.
“Bank sentral Inggris membiarkan suku bunga tidak berubah semalam menunjukkan bank sentral saat ini tidak memiliki selera untuk suku bunga yang lebih tinggi,” kata Haberkorn, menambahkan bahwa emas pada Jumat bisa bergerak menuju 1.800 dolar AS hanya berdasarkan sentimen dan teknis.
Baca juga: Harga Emas Terjun ke Level Terendah Seminggu, Saatnya Beli?
Kebijakan moneter AS yang sangat longgar telah membantu mendorong emas naik tajam sejak krisis keuangan akhir 2000-an, karena suku bunga rendah mengurangi peluang kerugian memegang aset yang tidak memberikan imbal hasil dan kekhawatiran inflasi memicu permintaan untuk lindung nilai.
Analis independen Ross Norman mengatakan permintaan fisik yang kuat untuk emas juga mendukung pasar, karena festival Diwali India umumnya meningkatkan penjualan logam mulia.
Sumber: Antara