
CHICAGO – Harga emas stabil cenderung melemah dalam perdagangan berfluktuatif pada Senin (27/9/2021) waktu setempat. Kenaikan emas dibatasi penguatan dolar dan bertambahnya imbal hasil obligasi pemerintah (Treasury) AS.
Sementara investor menunggu pidato pembuat kebijakan bank sentral AS, Federal Reserve (the Fed) untuk petunjuk lebih lanjut tentang strategi tapering.
Harga emas di pasar spot emas turun tipis ke US$ 1.752,19 per ons. Sementara emas berjangka AS menetap tidak berubah di US$ 1.752.
“Kami masih memiliki beberapa kekhawatiran untuk menjaga safe haven tetap hidup saat turun. Tetapi penguatan dolar sedikit memberi tekanan pada komoditas, terutama emas,” kata Direktur Perdagangan Logam High Ridge Futures, David Meger.
Dolar naik 0,1% terhadap para pesaingnya, membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Sementara acuan imbal hasil Treasury AS 10 tahun naik ke level tertinggi dalam 3 bulan.
Baca juga: Ramalan Harga Emas Minggu Ini: Masih Kurang Gairah
Sementara fokus pasar akan tertuju pada pidato pejabat Fed minggu ini termasuk Ketua Jerome Powell, yang akan berbicara di depan Kongres tentang respons kebijakan bank sentral terhadap pandemi Covid-19.
“Setiap pejabat Fed berbicara, kami mencari untuk mendapatkan lebih banyak informasi. Pada titik ini, harapannya adalah pada pertemuan berikutnya mereka (Fed) akan mengumumkan beberapa jenis taper,” kata Meger.
Emas sering dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi yang lebih tinggi, tetapi kenaikan suku bunga Fed akan meningkatkan biaya peluang memegang emas, yang tidak membayar bunga.
Investor juga mengawasi perkembangan seputar Evergrande yang banyak utang, setelah raksasa properti Tiongkok itu melewatkan tenggat waktu pembayaran obligasi pekan lalu.
Di tempat lain, perak naik 1,1% menjadi US$ 22,66 per ons. Platinum melemah 0,2% menjadi US$ 979,82, dan paladium tergerus 0,1% menjadi US$ 1.970.
Sumber: BeritaSatu