Categories
Berita

Gelombang Kedua Covid-19 Datang, Harga Emas Melonjak

BAGIKAN:

HargaEmas.com – Harga emas dunia melonjak pada hari ini dikarenakan kekhawatiran baru akan datangnya gelombang kedua Covid-19 yang memicu tingginya permintaan atas emas sebagai safe haven.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini melaporkan 183.000 kasus baru dalam 24 jam terakhir, suatu peningkatan terbesar untuk kasus baru Covid-19 dalam satu hari.

Lebih lanjut, Majalah Time melaporkan bahwa Amerika Serikat memiliki jumlah kasus infeksi tertinggi di dunia (lebih dari 2,3 juta kasus) dan jumlah kematian tertinggi (sekitar 122.000).

Secara global, pandemi Covid-19 telah menginfeksi lebih dari 9 juta orang dan mengakibatkan 470.000 kematian di seluruh dunia. Pada hari Minggu saja, negeri Paman Sam kehilangan hampir 5.000 jiwa dalam satu hari (lebih dari dua pertiga jumlah korban jiwa di seluruh dunia).

Kita mulai melihat pergerakan penguatan harga emas sejak pertengahan Maret ketika emas mencapai titik terendah di level $1.450 per ons. Sejak itu, emas terus menanjak naik dan di pertengahan April emas sudah berada di level $1.750 per ons.

Pada perdagangan semalam sampai pagi tadi (23/6), emas spot terpantau melaju kencang dan mencapai puncaknya di level $1.762 pada pukul 08:30 WIB sebelum turun ke kisaran $1.750-an.

Sementara itu, Indeks Dollar AS diperdagangkan melemah 0,61 persen. Hal ini menegaskan bahwa kenaikan harga emas hari ini merupakan kombinasi dari naiknya harga emas spot dan melemahnya indeks Dollar AS.

Sebagai penutup, analis melihat hidupnya kembali minat terhadap emas sebagai tempat yang aman ini dipicu oleh faktor-faktor berikut ini:

  • Kebijakan moneter dari The Fed
  • Suku bunga yang mendekati nol
  • Pengeluaran Departemen Keuangan AS sebesar $3 triliun untuk membayar paket bantuan
  • Kekhawatiran datangnya gelombang kedua virus corona

Analis pun banyak yang memproyeksikan emas akan mencapai level $1.800 pada kuartal keempat tahun ini. Sementara itu, Goldman Sachs menaikan proyeksi 12 bulannya sebesar 11 persen menjadi $2.000 per ons dalam 12 bulan ke depan.

BAGIKAN:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *