
HargaEmas.com – Emas spot ditutup stagnan di level $1.726,60 pada penutupan perdagangan Kamis (18/6/2020) pagi WIB. Adapun level resisten yang perlu ditembus tetap berada di kisaran $1.750 dan $1.765.
Adapun konflik geopolitik yang memanas antara China-India dan juga Korea Utara-Korea Selatan membuat pengamat memprediksi bahwa akan terjadi penguatan emas dalam waktu dekat.
Konflik antara China-India
Hubungan dua negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia, China dan India, memanas setelah masing-masing negara mengerahkan kekuatan militernya di area perbatasan yang dipersengketakan di Lembah Galwan di Ladakh.
Media di India melaporkan bahwa sedikitnya 20 tentara India tewas dalam pertempuran di kawasan perbatasan itu, dan mengklaim sedikitnya 43 tentara China menjadi korban. Sementara itu, China sendiri belum mengkonfirmasi jumlah korban di pihaknya.
Ini merupakan konflik pertama antara China-India dalam 40 tahun terakhir yang berujung pada adanya korban jiwa.
Konflik antara Korea Utara-Korea Selatan
Tensi antara Korea Utara dan Korea Selatan meningkat setelah Korea Utara meledakkan gedung Kantor Penghubung Antar-Korea di Kaesong. Setelahnya, pemerintah Korea Utara mulai mengirim pasukan militernya ke kawasan perbatasan.
Korea Selatan pun bereaksi dengan mengirim peringatan bahwa mereka akan merespon keras jika Korea Utara terus memperburuk keadaan.
Konflik antar kedua Korea ini menemui jalan buntu setelah tawaran Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, untuk berdialog ditolak mentah-mentah oleh Korea Utara.
Harga emas bergerak ke mana?
Analis menilai kedua keresahan geopolitik di atas ditambah lagi dengan pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai akan menjadi dasar yang kuat bagi harga emas untuk bergerak menuju level $1.800 pada akhir tahun.
Saat ini, emas dunia masih bergerak dalam pola sideways. Untuk jangka pendek, target penguatan harga emas berada di level $1.761, sementara level support masih berada di $1.700.