
Jakarta – Harga emas berfluktuasi meskipun ada keyakinan investor terhadap kebijakan dovish dari bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed).
Berdasarkan data Bloomberg pada Rabu (17/3/2021) pukul 06.38 WIB, harga emas di pasar spot menguat 0,01 persen atau 0,1 poin ke level US$1.731,5 per troy ounce. Adapun, emas Comex kontrak April 2021 turun 0,05 persen atau 0,8 poin ke level US$1.730,1 per troy ounce.
Gubernur The Fed Jerome Powell diprediksi akan kesulitan mengimbangi prospek pemulihan ekonomi global yang semakin baik dan kebijakan ultra longgar yang ia berlakukan. Prospek pemulihan ekonomi tersebut memantik kekhawatiran pelaku pasar akan kenaikan inflasi.
Baca juga: Bagaimana Dampak Paket Stimulus AS ke Harga Emas Pekan Ini?
The Fed diprediksi akan merilis outlook terbaru mengenai pertumbuhan ekonomi dan angka pengangguran pada hari Rabu waktu New York, AS. Pelaku pasar juga menanti pernyataan Powell pada Federal Open Market Committee (FOMC).
Adapun harga emas kehilangan kilaunya pada tahun ini seiring dengan pemulihan ekonomi dunia dan kenaikan tingkat imbal hasil US Treasury yang mengurangi daya tarik aset-aset safe haven seperti emas.
Pada awal bulan ini, Powell sempat mengatakan pihaknya terus memantau pergerakan imbal hasil US Treasury. Meski demikian, dirinya tidak memberikan pernyataan definitif untuk mengintervensi kenaikan tersebut.
“Pasar emas jelas mengharapkan The Fed untuk mempertahankan kebijakan dovish-nya,” jelas Senior Market Analyst Oanda Corp., Edward Moya dikutip dari Bloomberg.
Moya melanjutkan, tingkat imbal hasil US Treasury diprediksi akan tetap tinggi dalam beberapa waktu ke depan. Hal ini akan memaksa The Fed untuk mengintervensi lonjakan tersebut.
“Harga emas dapat menguji level US$1.750 menjelang pertemuan FOMC pada hari Rabu,” ungkapnya.
Sumber: Bisnis