
Jakarta – Harga emas jatuh ke level terendah dalam sembilan bulan pada hari Jumat (5/3) setelah rilis data ketenagakerjaan Amerika Serikat yang lebih baik dari perkiraan. Hal ini mendukung dolar dan menempatkan emas pada jalur penurunan mingguan ketiga berturut-turut.
Melansir Reuters, harga emas spot turun 0,13% dan ditutup pada akhir perdagangan Sabtu (6/3) pagi WIB di level $1.700,06 setelah jatuh ke level terendah sejak 8 Juni di US$ 1.686,40 dalam sesi tersebut. Selama pekan ini, emas telah jatuh hampir 2 persen.
“Optimisme perekonomian ke depan terus mendorong imbal hasil obligasi lebih tinggi dan yang tentunya telah menghilangkan angin pada banyak pasar komoditas, termasuk emas,” kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures.
Data menunjukkan pekerjaan AS meningkat lebih baik dari yang diharapkan pada bulan Februari, meningkatkan harapan seputar pemulihan ekonomi yang cepat yang didorong oleh stimulus fiskal besar-besaran dan dorongan vaksinasi.
Data ekonomi yang kuat mengangkat patokan imbal hasil US Treasury 10-tahun ke level tertinggi sejak Februari 2020, sementara dolar juga melonjak.
Gubernur Federal Reserve AS Jerome Powell pada hari Kamis mengulangi janjinya untuk menjaga kredit tetap longgar dan mengalir sampai orang Amerika kembali bekerja.
Namun, komentarnya mengecewakan investor emas yang mengharapkan dia untuk bertindak atas lonjakan imbal hasil US Treasury baru-baru ini, telah mengirim harga emas batangan di bawah US$ 1.700 per ounce.
Di tempat lain, harga perak turun 0,5% menjadi US$ 25,16 per ons troi dan turun 5,5% pada pekan ini, persentase penurunan mingguan terbesar sejak akhir November. Harga palladium naik 0,8% menjadi US$ 2.357,28 dan platinum turun 0,2% menjadi US$ 1.123,66.
Sumber: Kontan
One reply on “Harga Emas Bertahan di Level $1.700, Dolar AS Kian Menguat”
[…] Baca juga: Harga Emas Bertahan di Level $1.700, Dolar AS Kian Menguat […]