
Jakarta – Harga emas melaju ke level tertingginya dalam 8 bulan pada akhir pekan lalu. Namun, emas diragukan dapat berlari lebih kencang pada pekan ini dikarenakan investor masih menunggu sinyal dari kebijakan moneter Amerika Serikat.
Pada perdagangan Senin (16/1) pukul 06:02 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di $1.919,92 per troy ons. Harganya melemah tipis 0,02%. Namun, emas masih menguat 2,6% dalam sepekan.
Pelemahan emas pada pagi hari ini berbanding terbalik dengan kinerja cemerlangnya di akhir pekan lalu. Pada perdagangan terakhir pekan lalu Jumat (13/1) harga emas dunia di pasar spot berada di $1.920,48 (+1,25%) per troy ons.
Level tersebut menjadi level tertinggi sejak 22 April 2022 atau 8,5 bulan terakhir. Emas juga menciptakan rekor luar biasa pada akhir pekan lalu yakni kembali ke level psikologis $1.900 per troy ons. Kembalinya emas ke level psikologis $1.900 adalah yang pertama sejak 26 April 2022.
Harga emas yang berada di posisi $1.920 Jumat kemarin juga mengembalikan posisi emas ke era awal perang Rusia-Ukraina, di mana emas bergerak di kisaran $1.920-1.950.
Analis Commerzbank mengatakan rally pada emas pekan lalu merupakan hal yang luar biasa. Namun, investor sepertinya kini akan menahan diri terlebih dahulu.
“Kami yakin pelaku pasar emas akan mengambil nafas dulu sampai semua kebijakan moneter di AS menjadi jelas. Pasar kini mempertimbangkan mana proyeksi kebijakan moneter yang lebih akurat,” tutur Commerzbank, dikutip dari Reuters.
Seperti diketahui, rally pada harga emas ditopang oleh laju inflasi AS yang terus melandai. Inflasi AS melandai ke 6,5% (year on year/yoy) pada Desember 2022 dari 7,1% (yoy) pada November 2022. Inflasi tersebut adalah yang terendah sejak Oktober 2021.
Secara bulanan, AS bahkan mencatatkan deflasi 0,1% pada Desember. Deflasi ini adalah yang pertama kalinya terjadi sejak Mei 2020.
Melandainya inflasi ini tentu saja menjadi kabar positif bagi pelaku pasar emas. Dengan inflasi yang terus melandai, bank sentral AS The Fed bisa semakin melonggarkan kebijakan moneter mereka.
Pasar melihat The Fed akan menaikkan suku bunga masing-masing 25 basis poin pada Februari dan Maret 2023. The Fed juga diperkirakan akan memangkas suku bunganya sebesar 25 basis poin pada September 2023.
Sumber: CNBC Indonesia