
NEW YORK – Harga emas spot ditutup melemah setelah tertekan oleh kenaikan imbal hasil US Treasury yang berada di level tertinggi hampir dalam 11 bulan. Tekanan bagi harga emas juga terjadi setelah bursa saham global mencapai rekor baru di awal pekan ini.
Pada Selasa (16/2) pagi WIB, harga emas spot ditutup melemah 0,3% menjadi US$ 1.818,86 per ons troi. Setali tiga uang, harga emas berjangka kontrak pengiriman April 2020 juga turun 0,2% menjadi US$ 1.818,90 per ons troi.
“Secara teknikal, posisi emas tetap rapuh dan akan berada di bawah tekanan pelemahan baru di pekan ini jika imbal hasil US Treasuty terus bergerak lebih tinggi,” kata Senior Market Analyst OANDA Jeffrey Halley dalam sebuah catatan.
Baca juga: Bersaing dengan Bitcoin, Harga Emas Diperkirakan Tertekan Sepanjang Pekan
Imbal hasil pada obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) yang lebih tinggi membuat emas tidak memberikan keuntungan berarti bagi investor.
Selain itu, investor pun kini kembali bergerak ke bursa saham guna mencari keuntungan yang lebih cepat.
“Dengan beralihnya pasar ke investasi risk-on yang kuat, sulit untuk melihat harga emas naik,” ujar Chief Analyst ActivTrades Carlo Alberto De Casa.
Dia pun melihat potensi harga emas dapat terus melemah dan berada di bawah US$ 1.790 per ons troi jika keadaan tetap seperti saat ini.
Kini pasar pun masih menanti risalah pertemuan kebijakan moneter Federal Reserve pada akhir Januari, yang dijadwalkan dirilis pada hari Rabu (17/2).
Sumber: Kontan