
HargaEmas.com – Harga emas dunia mengalami penurunan yang sangat dalam pada Jumat (5/6/2020) malam WIB dan menyentuh level terendah dalam enam minggu terakhir. Adapun penyebab utamanya adalah rilis data dari Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat yang melaporkan kenaikan besar yang di luar dugaan analis.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan kenaikan 2,51 juta jumlah pekerjaan non-pertanian pada bulan Mei lalu. Jumlah ini tentunya jauh di atas ekspektasi pasar yang memprediksi penurunan sebesar 8 juta pekerjaan. Untuk diketahui, pada laporan bulan April lalu tercatat adanya penurunan 20,5 juta pekerjaan non-pertanian.
Sementara itu, tingkat penganguran pada bulan Mei 2020 dilaporkan berada di level 13,3 persen, sebuah angka yang juga melebihi ekspektasi pasar.
Hal inilah yang menyebabkan investor bergerak lebih agresif lagi dalam mengambil resiko, dan tentunya ini sangat merugikan emas. Karena investor untuk saat ini meninggalkan emas, dan lebih berani untuk beralih ke instrumen investasi yang lebih beresiko seperti saham.
Pada saat artikel ini ditulis, emas berjangka untuk bulan Agustus turun sebesar $37 per ounce ke level $1.690. Dan emas di pasar spot berada di level $1.678 atau turun $36 (-2,15%).
Lebih lanjut, laporan kenaikan jumlah pekerjaan dari Departemen Tenaga Kerja AS menguatkan laporan pekerjaan ADP pada hari kemarin yang juga jauh melebihi ekspektasi.
Laporan hari ini juga menunjukkan bahwa para analis dan ekonom telah melakukan kesalahan dalam memprediksi jangka waktu pemulihan ekonomi global yang hancur akibat pandemi virus corona. Pada awal pekan ini, beberapa ekonom memprediksi bahwa dibutuhkan sekitar 10 tahun untuk benar-benar pulih dari kehancuran ekonomi yang sedang terjadi saat ini.
Laporan dari Depnaker AS juga mengindikasikan bahwa ekonomi di AS dan juga negara lainnya mungkin bisa lebih cepat pulih dari yang diperkirakan.
Beralih ke bursa saham. Adapun stimulus moneter besar-besaran yang digelontorkan oleh bank-bank sentral dengan cara memompa uang tunai ke sistem keuangan turut mendukung penguatan pasar saham. Hal ini dikarenakan gelontoran uang tunai tersebut pada akhirnya mengalir ke pasar saham.
Pasar saham global semuanya berwarna hijau hari ini. Dan pada perdagangan yang sedang berjalan saat ini, tepatnya hari Jumat (5/6/2020) pukul 23:05 WIB, indeks bursa di AS semuanya terbang tinggi.
Dow Jones Industrial | +937,27 (+3,57%) | 27.219,09 |
Nasdaq Composite | +203,16 (+2,11%) | 9.818,46 |
S&P 500 | +90,40 (+2,90%) | 3.202,75 |
Investor memperkirakan dampak ekonomi akibat pandemi Covid-19 telah mencapai puncaknya (dilihat dari sisi ekonomi, bukan jumlah kasus aktif), dan inilah saatnya untuk bangkit kembali dan berusaha pulih dari pembantaian ekonomi.
Satu hal lagi yang tidak kalah pentingnya bagi harga emas di Indonesia adalah kurs Dollar AS terhadap Rupiah. Selama pekan ini Indeks Dollar AS terus saja menurun dan mencapai level terendahnya dalam 11 minggu terakhir. Rupiah bahkan tercatat yang paling perkasa di Asia dalam penguatan pekan ini. Pada saat artikel ini ditulis, US$1 setara Rp 13.906 (5 Juni pukul 23:15 WIB).
Penguatan Rupiah yang cukup signifikan turut berperan dalam anjloknya harga emas di Indonesia. Bagaimana tidak, pada 31 Mei lalu, 1 Dollar AS masih bernilai Rp 14.739. Bandingkan dengan saat ini di mana 1 Dollar AS bernilai Rp 13.906 (minus Rp 833). Jadi bisa dibayangkan penurunan harga emas Antam yang tajam sekali terjadi karena kurs lagi turun tajam ditambah lagi harga emas dunia yang juga turun tajam.
3 replies on “Harga Emas Dunia Turun Tajam, Terendah Dalam Enam Minggu”
[…] Baca: Harga Emas Dunia Turun Tajam, Terendah Dalam Enam Minggu […]
[…] itu, harga emas berjangka untuk pengiriman Agustus turun tajam ke level $1.686 per ounce atau turun 2,35 persen pada hari Sabtu pagi […]
[…] – Harga emas dunia berhasil mantul di tengah koreksi tajam dari tekanan jual sejak pekan lalu. Akan tetapi emas secara umum masih terlihat […]