
Jakarta – Harga emas naik pada hari Senin (9/1), bertahan di level tertinggi tujuh bulan setelah tanda-tanda pasar pekerjaan yang melambat mendorong ekspektasi atas rilis inflasi AS yang lebih rendah minggu ini dan akhirnya mengubah retorika hawkish The Fed.
Harga logam kuning melonjak pada hari Jumat setelah data dari Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan nonfarm payroll tumbuh dengan tingkat laju paling lambat dalam setahun pada bulan Desember. Data untuk dua bulan sebelumnya direvisi lebih rendah, sementara pertumbuhan upah juga menurun.
Hasil rilis tersebut mengurangi kekhawatiran bahwa pasar pekerjaan AS yang terlalu tinggi akan mencegah inflasi turun lebih lanjut tahun ini, dan mendorong ekspektasi bahwa Federal Reserve akan melunakkan sikap hawkishnya lebih cepat dari yang diharapkan, melepas tekanan pada emas dan aset non-imbal hasil lainnya.
Emas spot naik 0,1% di $1.868,61, sementara emas berjangka naik 0,2% di $1.873,15 pada pukul 07.35 WIB. Kedua instrumen diperdagangkan pada level tertinggi sejak awal Juni, setelah reli hampir 2% pada hari Jumat.
Dolar kembali melemah pada hari Senin setelah membalikkan sebagian besar kenaikan minggu lalu dari data payroll, begitu juga yield treasury 10 tahun turun.
Baca juga: Resesi di Depan Mata, Harga Emas Dunia Meroket!
Fokus kini beralih ke data inflasi indeks harga konsumen AS yang akan dirilis pada hari Kamis untuk mendapat isyarat lebih lanjut mengenai jalur suku bunga AS.
Inflasi IHK diperkirakan telah turun ke level terendah satu tahun pada bulan Desember, mengindikasikan bahwa serangkaian kenaikan suku bunga yang besar oleh The Fed pada tahun 2022 memiliki efek yang diinginkan.
Kenaikan suku bunga ini membuat harga emas jatuh tahun lalu, pasalnya mendorong kenaikan biaya peluang untuk memiliki aset yang tidak menghasilkan.
Tetapi logam kuning mengalami peningkatan minat selama sebulan terakhir, kala permintaan safe haven juga kembali muncul di tengah kekhawatiran potensi resesi pada tahun 2023.
The Fed sekarang diperkirakan akan semakin memperlambat laju kenaikan suku bunganya, dengan mayoritas trader memperkirakan hanya kenaikan 25 basis poin pada bulan Februari. Tetapi bank sentral telah mengingatkan dapat mempertahankan suku bunga lebih tinggi lebih lama.
Sumber: Investing