
JAKARTA – Harga emas mulai menggeliat beberapa hari terakhir. Komoditas yang satu ini sempat berada di level rendah selama setahun ini.
Dilansir dari hasil tim riset CNBC, Minggu (19/12/2021) emas dunia mulai mengalami kenaikan pada perdagangan hari Rabu, dengan menguat 0,39% ke level US$ 1.777,06/troy ons.
Meskipun The Fed melipatgandakan nilai tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE), bahkan memproyeksikan kenaikan suku bunga sebanyak 3 kali di tahun depan, harga emas tetap menguat.
Pengumuman tapering memang sempat membuat emas dunia sempat jeblok nyaris 1% di hari sebelumnya, namun berbalik rebound per hari Rabu.
Penguatan emas tersebut terjadi setelah ketua The Fed, Jerome Powell, mengatakan suku bunga akan dinaikkan jika pasar tenaga kerja maksimum sudah tercapai.
Artinya, jika kondisi pasar tenaga kerja maksimum belum tercapai, The Fed bisa jadi akan menunda menaikkan suku bunga. Ketika pasar tenaga kerja sudah sesuai dengan target, maka suku bunga akan dinaikkan maksimal 3 kali.
Jika setiap kenaikan sebesar 25 basis poin (0,25%) dan suku bunga The Fed saat ini 0% – 0,25%, maka suku bunga di AS tahun 2022 maksimal 0,75% – 1%.
Emas masih diuntungkan, sebab inflasi di Amerika Serikat diperkirakan masih cukup tinggi di tahun depan.
The Fed memperkirakan inflasi di tahun depan sebesar 2,6% dan inflasi inti sebesar 2,7%. Artinya, inflasi di Amerika Serikat masih akan lebih tinggi ketimbang tingkat suku bunga. Hal tersebut membuat harga emas dunia menguat, dan tentunya mengerek emas Antam.
Pada hari ini, harga emas Antam berada di Rp 934.000 per gram. Tepat sepekan lalu, harga Logam Mulia ini berada di Rp 927.000 per gram. Jadi dalam seminggu harganya naik sebesar Rp 7.000 atau 0,75%.
Sumber: detikFinance