
Jakarta – Harga emas naik tipis pada awal pekan. Pada perdagangan Senin (18/7/2022) pukul 06:30 WIB, harga emas spot berada di level $1.709,17 (+0,14%) per troy ons, menguat 0,14% dibanding harga penutupan pekan lalu.
Penguatan ini menjadi kabar positif di tengah tren negatif emas pada pekan lalu. Pada perdagangan terakhir pekan lalu, emas turun 0,15% ke level $1.706,78 per troy ons, yang merupakan level terendah sejak 30 Maret 2021.
Penguatan emas pada pagi hari ini juga memperpanjang tren emas yang kerap menguat pada pagi hari namun kemudian amblas pada penutupan perdagangan.
Dalam sepekan terakhir, harga emas menyusut 1,4%. Dan dalam sebulan, emas sudah anjlok 7,1% sementara dalam setahun merosot 5,7%.
Analis Kitco Metals, Jim Wyckoff mengatakan emas menguat pada pagi hari ini karena melandainya Dolar AS. Indeks Dolar AS melandai ke posisi 107,8 pada pagi hari ini, terendah sejak 8 Juli 2022.
Kendati menguat, Wyckoff mengingatkan emas masih rawan pelemahan karena potensi penguatan Dolar AS. Greenback diperkirakan akan menguat karena pasar berekspektasi bank sentral AS The Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 bps bulan ini.
Dia juga menambahkan ancaman resesi bisa membuat harga emas semakin melemah. Emas memang kerap dianggap sebagai aset aman saat perekonomian memburuk. Di sisi lain, resesi juga akan menurunkan permintaan akan emas.
“Selama ini harga emas sangat tertekan karena penguatan Dolar AS. Pelaku pasar sangat khawatir jika lonjakan inflasi akan meningkatkan ancaman resesi yang semakin membuat permintaan terhadap emas semakin menurun,” tutur Wyckoff kepada Reuters.
Wyckoff menjelaskan ancaman sanksi Eropa untuk menghentikan impor emas Rusia memang berdampak terhadap emas. Namun, dampak positifnya terbatas.
Sebagai catatan, Uni Eropa menargetkan emas Rusia dalam paket sanksi berikutnya atau paket sanksi ketujuh.
“Sanksi Uni Eropa kepada emas Rusia tidak akan berdampak besar kepada pasokan dan permintaan emas karena Rusia juga bisa menjual emas kepada negara lainnya. Emas juga dipertukarkan,” tutur Wycoff.
Baca juga: Yuk Intip Prospek Cuan Investasi Emas Hingga Akhir Tahun Ini
Sementara itu, TD Securities memperkirakan harga emas akan melemah menuju ke level pra pandemi Covid-19. Menurutnya, Dolar AS memang melemah pagi ini tetapi masih dalam level tertingginya dalam 20 tahun terakhir. Penguatan dollar AS akan membuat emas semakin mahal sehingga kurang menarik buat investor.
“Emas terus jatuh seperti kartu dalam permainan domino. Harga emas bahkan kini tengah bergerak menuju level pra-pandemi. Kenaikan suku bunga acuan The Fed akan membuat emas semakin tergerus,” tutur TD Securities.
Sumber: CNBC