
Jakarta – Harga emas naik 1 persen pada hari Kamis (22/4) pagi didorong oleh penurunan imbal (yield) hasil US Treasury. Dilansir dari Reuters, harga emas spot naik 0,8% menjadi $1.791,51 per ons, setelah sebelumnya mencapai level tertinggi sejak 25 Februari di $1.797,41. Sementara harga emas berjangka AS naik 0,7% menjadi $1.790,40.
“Masalah emas selama beberapa bulan terakhir adalah meningkatnya imbal hasil Treasury dan sekarang sudah cukup banyak berkurang,” kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA.
“Prospek ekonomi global saat ini masih beragam. Anda akan melihat pendekatan yang jauh lebih hati-hati di kuartal berikutnya dan itu mungkin akan membuat emas mulai melihat aliran safe haven,” tambah Moya.
Baca juga: Bitcoin Crash, Investor Bakal Balik Borong Emas?
Tolok ukur imbal hasil US Treasury tenor 10-tahun merana di bawah 1,6%, mengurangi biaya peluang memegang emas tanpa bunga. Si logam kuning mendapat dorongan lebih lanjut dari Wall Street yang lemah dan juga tampaknya mengabaikan penguatan dolar AS.
Pelaku pasar menunggu pertemuan Bank Sentral Eropa pada hari Kamis dan pertemuan kebijakan Federal Reserve AS minggu depan.
Skenario teknis untuk emas telah membaik sejak harga menembus di atas resisten utama di $1.750.
Kepala Analis ActivTrades Carlo Alberto De Casa mengatakan dalam sebuah catatan bahwa setiap berita mengenai lebih banyak stimulus moneter dapat dilihat sebagai pendorong pasar emas yang lebih positif.
Sumber: Kontan