Jakarta – Harga emas jatuh pada hari Jumat (12/11), mengakhiri reli enam sesi beruntun. Penguatan dolar AS yang lebih kencang mengambil beberapa kilau logam mulia, tetapi kekhawatiran atas inflasi menjaga bullion di jalur kenaikan minggu kedua.
Melansir Reuters pukul 16.52 WIB, harga emas spot turun 0,6 persen menjadi $1.851,31 per ons troi, setelah mencapai puncak lima bulan pada hari Rabu. Sedangkan harga emas berjangka juga turun 0,6 persen di level $1.852,80.
Dolar AS naik ke level tertinggi sejak Juli 2020, membuat emas lebih mahal bagi pembeli yang memegang mata uang lainnya.
Baca Juga: Harga Emas Capai Level Tertinggi Lima Bulan
Greenback memiliki ruang lingkup lebih lanjut untuk keuntungan dengan bank sentral utama yang tertinggal dalam hal kenaikan suku bunga. Dalam skenario ini, emas mungkin akan tertekan karena korelasi terbalik, kata Ricardo Evangelista, analis senior di Activtrades.
Tetapi logam si kuning masih berada di jalur yang tepat untuk keuntungan mingguan, setelah kenaikan harga konsumen mencatat lompatan paling tajam mereka dalam lebih dari 30 tahun bulan lalu. Hal ini mendorong permintaan atas emas yang dipandang sebagai pelindung nilai inflasi.
“Emas telah mengangkat reputasinya sebagai pelindung nilai setelah rilis angka inflasi yang cukup tinggi di Amerika Serikat. Ini tentunya akan memberikan dukungan lebih lanjut bagi emas,” kata analis Commerzbank Daniel Briesemann.
Selanjutnya, peningkatan tajam pada inflasi juga telah mengipasi kekhawatiran The Fed dapat menaikkan suku bunga lebih cepat dari yang diharapkan.
“Fakta bahwa The Fed akan memperketat kebijakan moneternya mulai bulan ini tidak memiliki efek yang kuat pada harga emas, karena inflasi telah naik ke atas,” tambah Briesemann.
The Fed telah mengatakan akan mulai mengurangi program pembelian aset pandemi-eranya bulan ini.
Sumber: Kontan