
Jakarta – Harga emas merosot lebih dari 4 persen pada perdagangan Sabtu 9 Januari 2021 pagi waktu Jakarta, dan diikuti oleh perak dengan penurunan hampir 10 persen karena prospek transisi kekuasaan yang mulus di Washington, Amerika Serikat (AS) dan lonjakan imbal hasil Treasury AS menghantam kompleks yang berharga itu.
Dikutip dari CNBC, Sabtu (9/1/2021), harga emas di pasar spot sempat turun menjadi USD 1.828,36, di mana penurunan terakhir sebesar 3,6 persen pada USD level 1.843,06 per ounce. Penurunan harga emas ini menjadi minggu terburuk sejak November 2020.
Sedangkan harga emas berjangka AS turun 4,1 persen menjadi USD 1.835,40.
“Harga emas mengalami pergeseran fundamental yang besar bagi banyak investor dan mereka mulai meninggalkan perdagangan safe haven,” kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA.
“Anda mungkin akan melihat bahwa pasar Treasury melihat aliran yang kuat dan itu menghilangkan beberapa daya tarik dari emas,” lanjut dia.
Baca juga: Menakar Potensi Cuan Investasi di 2021: Mulai dari SBN, Emas hingga Properti
Kontrol Demokrat terhadap Senat AS telah menaikkan taruhan untuk stimulus yang besar, mengangkat imbal hasil obligasi 10 tahun ke level tertinggi sejak Maret.
Sejak Presiden AS Donald Trump telah menyetujui transisi kekuasaan yang teratur, ada beberapa aksi ambil untung sementara, kata Jeffrey Sica, pendiri Circle Squared Alternative Investments.
“Setelah emas menembus di bawah USD 1.900, beberapa pedagang momentum terus mengeksekusi perintah jual,” ungkp dia.
Sementara emas secara umum dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi yang dapat dihasilkan dari stimulus yang meluas, terutama tahun lalu, yang telah berubah karena imbal hasil obligasi yang lebih tinggi meningkatkan biaya peluang memegang emas batangan yang tidak menghasilkan bunga.
“Kami akan melihat lebih banyak stimulus dan pada akhirnya menaikkan suku bunga,” kata Bart Melek, Kepala Strategi Komoditas di TD Securities.
Beberapa analis juga mengatakan beberapa investor juga dapat mengalihkan dananya ke Bitcoin, yang telah memperpanjang reli yang meroket.
Selain harga emas, harga perak turun 7,3 persen menjadi USD 25,14 per ounce, setelah jatuh sebanyak 9,8 persen. Sementara paladium turun 2,6 persen menjadi USD 2.356,23 per ounce. Kedua logam tersebut menghadapi minggu terburuk sejak November.
Harga platinum merosot 5 persen menjadi USD 1.060,87, di mana pada perdagangan sebelumnya telah turun 6,2 persen.
Sumber: Liputan6
One reply on “Harga Emas Turun 4 Persen, Terburuk Sejak November 2020”
[…] Baca juga: Harga Emas Turun 4 Persen, Terburuk Sejak November 2020 […]