
Chicago – Harga emas kembali menguat, memperpanjang kenaikan untuk hari kedua berturut-turut pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis, 11 Maret 2021 pagi di Jakarta). Emas mengembalikan kerugian sesi sebelumnya menjadi bertengger di tertinggi satu minggu karena imbal hasil obligasi Pemerintah AS turun setelah data inflasi lemah.
Mengutip Antara, Kamis, 11 Maret 2021, kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange, bertambah USD4,9 atau 0,29 persen menjadi USD1.721,80 per ons. Sehari sebelumnya, Selasa, 9 Maret, emas berjangka melonjak USD38,9 atau 2,32 persen menjadi USD1.716,90.
“Emas masih mengambil isyarat dari pasar obligasi pemerintah dan data hari ini mengurangi kekhawatiran tentang inflasi jangka pendek,” kata Analis Pasar Senior Oanda Edward Moya.
“Jika penjualan obligasi Pemerintah AS 10-tahun hari ini memiliki permintaan yang layak, harga emas pada akhirnya bisa bergerak menuju USD1.730. Level USD1.700 akan memberikan dukungan utama tapi itu akan bertahan kecuali penjualan di pasar obligasi berlanjut,” kata Moya.
Imbal hasil obligasi Pemerintah AS 10-tahun turun setelah data menunjukkan harga konsumen AS naik pada Februari, meskipun inflasi yang mendasarinya tetap lemah.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan Indeks Harga Konsumen (IHK) naik 0,4 persen pada Februari dalam skala yang disesuaikan secara musiman setelah naik 0,3 persen pada Januari, juga memberikan dukungan untuk emas.
Status emas sebagai lindung nilai terhadap inflasi telah ditantang oleh imbal hasil (yield) obligasi yang lebih tinggi, yang diterjemahkan ke dalam peluang kerugian yang lebih tinggi memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Harga emas sempat jatuh ke level terendah dalam sembilan bulan di USD1.676,10 pada Senin, 8 Maret, setelah merosot selama empat sesi beruntun.
“Suku bunga riil telah meningkat tajam selama beberapa minggu terakhir karena tingkat nominal yang lebih tinggi, tanpa kenaikan ekspektasi inflasi yang sepadan,” tulis TD Securities dalam sebuah catatan.
“Dengan penerbitan obligasi pemerintah besar-besaran terus membayangi, tekanan pada suku bunga yang lebih tinggi akan terus membebani logam mulia dalam waktu dekat,” tambah TD Securities.
Dewan Perwakilan Rakyat AS membuka jalan bagi rancangan undang-undang bantuan covid-19 senilai USD1,9 triliun untuk dipertimbangkan pada Rabu waktu setempat.
Bank sentral Eropa juga bergulat dengan kenaikan imbal hasil baru-baru ini, tetapi pembuat kebijakan tetap terpecah tentang intervensi pasar skala besar menjelang pertemuan kebijakan.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei turun sebanyak 5,3 sen atau 0,2 persen menjadi USD26,13 per ons. Sedangkan platinum untuk pengiriman April naik USD26,40 atau 2,25 persen menjadi USD1.201,80 per ons.
Sumber: Medcom