
Jakarta – Rilis indeks harga produsen (IPP) Amerika Serikat dan juga angka inflasi bulan Maret 2023 membuat emas semakin menarik di mata investor. Akibatnya, harga emas langsung melambung tinggi dan ditutup di posisi $2.039 per troy ons yang merupakan harga tertingginya sejak 8 Maret tahun lalu.
Data indeks harga produsen Amerika Serikat baru saja dirilis malam tadi, dan hasilnya IPP mulai melandai sehingga pelaku pasar berkeyakinan bahwa The Fed bakal melunak dalam kebijakan moneter ke depannya.
Seperti diketahui, IPP bulan Maret 2023 mengalami kontraksi 0,5% dan secara tahunan berada pada 2,7%. Angka ini di bawah ekspektasi pasar yakni kontraksi 0,1% dan 2,8% secara year on year.
Baca juga: Warga Banyak Jual Emas untuk Kebutuhan Lebaran
Sementara itu, inflasi di negara Paman Sam juga secara mengejutkan ikut turun ke 5% dibandingkan 6% pada bulan Februari kemarin. Angka ini juga di bawah ekspektasi pasar 5,1%.
Turunnya kedua indikator ini (IPP dan inflasi) menjadi sinyal bahwa ekonomi di AS akan mulai mendingin. Kondisi ini akan mendorong The Fed untuk bersikap lunak terhadap kebijakan moneternya.
Pelaku pasar kini memperkirakan bahwa Bank Sentral AS The Fed kemungkinan akan menahan suku bunga pada pertemuan Juni mendatang.
Apabila The Fed sampai menahan suku bunga maka dolar AS akan terpuruk. Hal ini justru akan membuat emas semakin menarik untuk dibidik oleh pelaku pasar.
“Inflasi yang melandai serta ekspektasi kebijakan The Fed yang dovish akan menjadi katalis positif bagi pergerakan emas,” tutur David Meger, analis High Ridge Futures kepada Reuters.