
Jakarta – Kenaikan harga emas dunia pada penutupan perdagangan pekan ini dinilai lebih karena faktor teknikal, sebab di awal perdagangan emas sudah merosot hingga menyentuh level terendah dalam 8 bulan terakhir di 1.759,29/troy ons.
Dan kabar buruknya adalah pemain-pemain besar sudah mulai menjual kepemilikan emasnya. BlackRock, sebuah perusahaan investasi terbesar di dunia dengan total aset kelolaan mencapai US$ 8,67 triliun, dilaporkan menjual kepemilikan emasnya.
Perusahaan pengelola dana tersebut menjual aset emas miliknya berupa exchange traded fund (ETF) sebesar US$ 471 juta. Sebelumnya, per 31 Desember 2020, BlackRock masih memegang aset ETF emas senilai US$ 835 juta. BlackRock memilih lebih berfokus ke perak.
Baca juga: 3 Fakta Harga Emas Turun Terus
Kemudian ada lagi DoubleLine Capital yang lebih memilih bitcoin ketimbang emas. Jeffrey Gundlach, CEO DoubleLine mengatakan kinerja bitcoin lebih baik ketimbang emas.
Bitcoin saat ini memang sedang menggerus pasar emas. Bank investasi ternama, JP Morgan juga mengatakan hal yang sama.
“Kompetisi antara bitcoin dan emas sudah dimulai dalam pandangan kami,” kata ahli strategi JP Morgan dalam sebuah catatan, sebagaimana dikutip Reuters, Selasa (5/1/2020).
Ahli strategi tersebut saat itu melihat belakangan ini terjadi outflow dari pasar emas sekitar US$ 7 miliar dan terjadi inflow lebih dari US$ 3 miliar di Grayscale Bitcoin Trust.
Sementara itu, survei mingguan Kitco menunjukkan para analis di Wall Street melihat harga emas akan kembali merosot pekan depan.
Dari 18 analis yang disurvei, sebanyak 13 orang memberikan proyeksi bearish (tren menurun) pekan depan, 3 analis memberikan prediksi bullish (tren naik), dan 2 orang netral.
Sumber: CNBC