
JAKARTA – Harga emas tergelincir dari level psikologis $1.900 pada hari Jumat (18/2). Pertemuan Rusia dan Amerika Serikat (AS) pekan depan berpotensi mendinginkan permintaan atas si kuning sebagai safe-haven.
Meski begitu, krisis Ukraina telah membuat emas mengalami kenaikan mingguan ketiga berturut-turut. Melansir Reuters, harga emas spot turun 0,3% menjadi $1.891,72 per ons troi pada 0725 GMT, setelah menyentuh level tertinggi dalam delapan bulan di $1.902,22 di awal sesi.
Pada hari Kamis, harga emas berhasil menembus level $1.900 untuk pertama kalinya sejak Juni tahun lalu, karena investor bergegas beralih ke emas batangan setelah ketegangan Ukraina meningkat. Sementara, harga emas berjangka AS turun 0,5% menjadi $1.893,20.
Saham berjangka AS melambung dan tekanan jual mereda di pasar saham Asia setelah Menteri Luar Negeri AS menyetujui pertemuan dengan menteri luar negeri Rusia akhir pekan depan asalkan Rusia tidak menginvasi Ukraina.
Di sisi lain, imbal hasil US Treasury 10-tahun menguat, meningkatkan biaya peluang memegang emas batangan yang tidak membayar bunga. Namun, emas spot ditetapkan untuk kenaikan mingguan ketiga berturut-turut, sejauh ini naik sekitar 1,7%.
“Emas diuntungkan dari inflasi yang lebih tinggi dan dolar AS yang lebih lemah. Meningkatnya ketegangan Ukraina-Rusia meningkatkan daya tarik safe haven emas, ” kata analis bank ANZ dalam sebuah catatan.
“Inflasi yang meningkat mendorong suku bunga riil lebih jauh ke wilayah negatif, yang secara luas melindungi penurunan emas dalam jangka pendek. Namun demikian, ini dapat diimbangi oleh kenaikan suku bunga agresif oleh The Fed.”
Sementara itu, harga perak spot naik 0,4% menjadi $23,90 per ons troi, tetapi paladium turun 0,9% menjadi $2.344,71, dengan keduanya ditetapkan untuk kenaikan mingguan.
Sumber: Kontan