Jakarta – Harga emas sedikit meningkat pada akhir perdagangan Selasa pagi (6/2/2021) terangkat oleh pelemahan dolar Amerika Serikat (AS).
Sayangnya, kenaikan Wall Street yang dipicu harapan untuk pemulihan ekonomi yang lebih cepat menyusul data pekerjaan dan sektor jasa AS yang kuat membatasi keuntungan logam mulia.
JAKARTA – Harga emas melonjak lebih dari 1 persen pada akhir perdagangan Senin waktu setempat atau Selasa (9/2/2021) pagi WIB, memperpanjang kenaikan untuk hari kedua berturut-turut, karena ekspektasi paket stimulus ekonomi AS yang besar mendukung daya tarik emas sebagai lindung nilai inflasi.
Mengutip Antara, kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi COMEX New York Exchange, terangkat 21,2 poin atau 1,17 persen menjadi US$1.834,20 per ounce. Akhir pekan lalu, Jumat (5/2/2021), emas berjangka melonjak 21,8 poin atau 1,22 persen menjadi US$1.813,00.
Jakarta – Harga emas diprediksi tidak akan keluar dari rentang USD 1.800-USD 1.900. Meskipun ada dukungan logam mulia yang baik, tapi tidak memiliki momentum untuk bergerak lebih tinggi.
“Ini sedang dalam fase konsolidasi. Sedang mencari sesuatu untuk menjaga momentum,” kata Kitco Metals Global Trading Director, Peter Hug.
Jakarta – Harga emas dunia langsung meroket 1,72 persen ke US$ 1.870,90/troy ons pada hari Rabu (20/1/2021) saat Joe Biden dilantik menjadi Presiden Amerika Serikat menggantikan Donald Trump yang kalah dalam pemilihan umum bulan November lalu.
Biden pada pekan lalu mengungkapkan rencana stimulus fiskal senilai US$ 1,9 triliun.
Selain pelantikan Biden, Senat AS yang sebelumnya dikuasai oleh Partai Republik, kini dikuasai oleh Partai Demokrat. Sehingga blue wave atau kemenangan penuh Partai Demokrat berhasil dicapai.
Jakarta – Harga emas sedang berada di fase konsolidasi. Kendati melemah pada perdagangan pagi ini, Jumat (22/1/2021) harga emas masih belum banyak beranjak dari level penutupan kemarin.
Emas masih stabil ditransaksikan di atas US$ 1.850 per troy ons di pasar spot. Pada 09:05 WIB harga emas turun 0,3 persen ke level US$ 1.864,4 per troy ons.
Jakarta – Harga emas naik lebih dari satu persen pada akhir perdagangan Rabu (Kamis, 21 Januari pagi WIB), di tengah ekspektasi bahwa pemerintahan Presiden AS Joe Biden akan memberikan lebih banyak stimulus untuk menangani kejatuhan ekonomi AS dari pandemi virus corona.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi COMEX New York Exchange, melambung $26,3 atau 1,43 persen menjadi US$ 1.866,50 per ounce. Sehari sebelumnya, Selasa (19/1/2021), emas berjangka melonjak US$ 10,3 atau 0,56 persen menjadi US$ 1.840,20 per ounce.
Kebijakan Joe Biden dianggap mampu mendorong kenaikan harga emas
Jakarta – Harga emas naik tipis pada hari Rabu (20/1/2021) pagi WIB. Ini lantaran dolar masih di bawah tekanan. Sentimennya adalah prospek lebih banyaknya stimulus AS yang akan membantu meningkatkan daya tarik logam mulia.
Dikutip dari CNBC, Rabu (20/1/2021), harga emas di pasar spot naik 0,2 persen menjadi USD 1,840.38 per ounce, pulih dari level terendah sejak 2 Desember di USD 1,809.90 yang dicapai pada hari Senin. Harga emas berjangka AS ditutup naik 0,6 persen menjadi $ 1,840.20.
Joe Biden gelontorkan stimulus yang memicu kenaikan harga emas
Kabar gembira bagi emas datang dari Amerika Serikat kemarin. Presiden AS terpilih Joe Biden pada Kamis waktu setempat mengumumkan akan menggelontorkan paket stimulus fiskal senilai US$ 1,9 triliun. Efeknya sudah langsung terlihat, pagi ini harga emas dunia menguat 0,23 persen.
Dengan tambahan stimulus fiskal, maka jumlah uang yang beredar di AS akan bertambah, dan secara teori dolar AS akan melemah.
Chicago – Harga emas melemah pada akhir perdagangan Kamis (Jumat, 15 Januari 2021 pagi WIB), menyusul aksi ambil untung dari lonjakan sesi sebelumnya, namun komentar Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell yang memperkuat harapan lingkungan suku bunga yang lebih rendah dan prospek lebih banyak stimulus AS, menahan kerugian lebih lanjut.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi COMEX New York Exchange turun 3,5 dolar AS atau 0,19 persen menjadi ditutup pada 1.851,40 dolar AS per ounce. Sehari sebelumnya, Rabu (13/1/2021), emas berjangka terangkat 10,7 dolar AS atau 0,58 persen menjadi 1.854,90 dolar AS per ounce.
Ilustrasi harga emas anjlok akibat Donald Trump lengser
JAKARTA – Harga emas anjlok dalam sepekan terakhir menyusul kondisi politik di Amerika Serikat yang berangsur kondusif pascaperalihan kekuasaan yang penuh drama. Presiden Donald Trump yang sempat memicu kericuhan di Capitol Building akhirnya lengser dan digantikan Presiden Terpilih Joe biden.
Pada sesi terakhir pekan ini, harga emas anjlok lebih dari empat persen setelah menguat sehari sebelumnya. Harga emas berjangka Comex ditutup melemah 4,09 persen ke level US$ 1.835,40 per ounce, terendah sejak 14 Desember 2020. Sehari sebelumnya, Kamis (7/1/2021), emas berjangka menguat 0,26 persen menjadi US$1.913,60 per ounce.