Categories
Berita Emas Antam

Harga Emas Antam Turun Lagi, Ini Prediksi Pekan Ini

Emas batangan Antam sudah turun Rp 24.000 dari harga tertingginya Rp 1.096.000 pada 24 Maret 2023.

Jakarta – Harga emas Antam turun pada perdagangan perdana di pekan kedua bulan April 2023. Pada hari ini Senin (10/4/23) emas Antam pecahan 1 gram mencatat penurunan sebesar Rp 2.000 menjadi Rp 1.072.000. Harga ini lebih rendah Rp 24.000 dibandingkan dengan harga tertingginya di Rp 1.096.000 pada 24 Maret 2023.

Sementara itu, harga pembelian kembali atau buyback emas logam mulia juga mencatat penurunan yang sama sebesar Rp 2.000 menjadi Rp 964.000.

Untuk diketahui, PT Antam menjual emas batangan dalam beragam ukuran, mulai dari 0,5 gram sampai 1.000 gram (1 kilogram). Berikut rincian harganya:

Emas batangan 0,5 gram: Rp 586.000
Emas batangan 1 gram: Rp 1.072.000
Emas batangan 2 gram: Rp 2.084.000
Emas batangan 3 gram: Rp 3.101.000
Emas batangan 5 gram: Rp 5.135.000
Emas batangan 10 gram: Rp 10.215.000
Emas batangan 25 gram: Rp 25.412.000
Emas batangan 50 gram: Rp 50.745.000
Emas batangan 100 gram: Rp 101.412.000
Emas batangan 250 gram: Rp 253.265.000
Emas batangan 500 gram: Rp 506.320.000
Emas batangan 1000 gram: Rp 1.012.600.000

Grafik harga emas Antam, Senin 10 April 2023 (Sumber: HargaEmas.com)

Baca juga: OPEC Pangkas Produksi Minyak, Harga Emas Anjlok!

Adapun penurunan harga emas Antam ini sejalan dengan pelemahan emas global. Pelemahan ini memutus tren positif emas yang menguat dalam tiga hari perdagangan sebelumnya.

Data inflasi AS untuk bulan Maret yang diharapkan akan dirilis pada Rabu depan, 12 April 2023, diperkirakan akan sangat mempengaruhi harga emas. Pasar berekspektasi inflasi akan melandai dari 6% (YoY) pada bulan Februari menjadi antara 5,2-5,4% pada bulan Maret.

Inflasi merupakan salah satu pertimbangan utama The Fed dalam menentukan kebijakan suku bunga pada bulan Mei mendatang. Jika inflasi masih membandel, The Fed mungkin akan tetap mempertahankan kebijakan hawkish.

Selain data inflasi, pidato dari Gubernur Fed Christopher J. Waller pada Jumat mendatang juga akan menjadi sorotan. Pidato ini akan dihadapi dengan latar belakang data tenaga kerja AS yang masih kurang meyakinkan.

Meskipun tingkat pengangguran AS turun menjadi 3,5% pada bulan Maret, penciptaan lapangan kerja di sektor swasta hanya bertambah 145.000, turun dari 261.000 pada bulan Februari dan jauh di bawah ekspektasi pasar.

Data tenaga kerja yang buruk ini membuat pasar memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps pada bulan Mei. Dan jika proyeksi tersebut menjadi kenyataan, harga emas kemungkinan akan mengalami penurunan.

Kenaikan suku bunga akan memperkuat dolar AS dan yield surat utang pemerintah AS. Dua hal ini berdampak negatif pada harga emas.

Dolar yang melambung membuat emas semakin tidak terjangkau, sementara emas tidak menawarkan yield sehingga jika imbal hasil surat utang naik maka emas makin tersingkir.

Oleh karena itu, jika ekspektasi kenaikan suku bunga semakin kuat, harga emas berpotensi untuk turun dari level psikologis US$ 2.000.

Sumber: CNBC

Categories
Berita Opini

OPEC Pangkas Produksi Minyak, Harga Emas Anjlok!

Keputusan OPEC memangkas produksi minyak membuat harga emas anlok di pasaran

Jakarta – Harga emas seketika anjlok pasca negara-negara produsen minyak yang tergabung dalam OPEC+ mengumumkan pemangkasan produksi minyak mereka. Pengurangan produksi minyak memicu kekhawatiran inflasi dan potensi kenaikan agresif suku bunga acuan AS pada Mei mendatang.

Dilansir Reuters, biaya peluang memegang emas batangan yang tidak menghasilkan bunga meningkat, ketika suku bunga AS dinaikkan untuk menurunkan inflasi.

Categories
Emas Antam Opini

Masih Tepatkah Emas untuk Investasi?

Emas batangan yang merupakan salah satu instrumen investasi

Jakarta – Sampai saat ini harga emas setiap harinya cenderung bergerak fluktuatif. Hal ini terjadi karena masih adanya bayang-bayang resesi, perang Rusia-Ukraina, sampai krisis perbankan Amerika Serikat yang berperan dalam perekonomian global.

Namun, kini banyak masyarakat pun tetap investasi emas di tengah ketidakpastian ekonomi tersebut. Tapi apakah investasi emas masih menjadi investasi yang tepat?

Categories
Berita Opini

Emas Bergerak Volatil Menjelang Pengumuman Inflasi AS

Jakarta – Emas bergerak sangat volatil menjelang pengumuman inflasi Amerika Serikat malam nanti. Pada penutupan perdagangan Senin (13/2/2023), emas ditutup di posisi $1.861,9 per troy ons, menguat tipis 0,07 persen.

Penguatan sang logam mulia berbanding terbalik dengan pelemahan emas pada Jumat pekan lalu. Volatilitas emas kembali berlanjut pada pagi hari ini.

Pada Selasa (14 Feb) pukul 06:20 WIB, harga emas ada di posisi $1.853,6 per troy ons, melemah 0,45 persen.

Categories
Berita Opini

Harga Emas Terus Turun, Ini Penyebabnya

Ilustrasi harga emas dunia yang turun hampir tiga persen

Jakarta – Analis sekaligus Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan harga emas dunia jatuh hampir tiga persen di akhir pekan ini.

Kejatuhan emas terjadi setelah laporan pekerjaan di Amerika Serikat untuk bulan Januari 2023 memicu aksi ambil untung pada reli jangka panjang logam mulia.

Categories
Berita Opini

Emas Diprediksi akan Segera Capai Level Tertinggi Baru

Koreksi sehat sangat dibutuhkan bagi emas untuk mencapai level tertinggi berikutnya.

Jakarta – Meskipun pasar global mengalami perubahan sesaat pada pekan lalu, tidak ada penurunan ekspektasi secara umum. Data ekonomi dari AS tidak menunjukkan hal yang bagus.

Secara khusus, perlambatan produksi industri, pelemahan di sisi manufaktur, dan turunnya pengeluaran menunjukkan kesulitan pertumbuhan ekonomi masih berlanjut.

Categories
Berita Opini

Emas Bergerak Liar Menjelang Rapat The Fed

Harga emas bergerak liar menjelang rapat FOMC yang akan diadakan pada 31 Januari – 1 Februari 2023.

JakartaHarga emas bergerak liar alias volatile menjelang rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pada 31 Januari-1 Februari 2023. Pada penutupan perdagangan Senin (23/1/2023), emas ditutup di posisi $1.931,3 per troy ons, menguat 0,25%.

Penguatan emas kemarin berbanding terbalik dengan pelemahan pada Jumat pekan sebelumnya di mana sang logam mulia melandai 0,25%.

Categories
Berita Opini

Harga Emas Diramal Injak Rem Pekan Ini

Laju harga emas diperkirakan akan rehat sejenak pada pekan ini sembari menunggu sinyal dari The Fed.

Jakarta – Harga emas melaju ke level tertingginya dalam 8 bulan pada akhir pekan lalu. Namun, emas diragukan dapat berlari lebih kencang pada pekan ini dikarenakan investor masih menunggu sinyal dari kebijakan moneter Amerika Serikat.

Pada perdagangan Senin (16/1) pukul 06:02 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di $1.919,92 per troy ons. Harganya melemah tipis 0,02%. Namun, emas masih menguat 2,6% dalam sepekan.

Categories
Berita Opini

Harga Emas Dunia Menguat, Analis Bilang Begini

Investor mencermati pergerakan harga emas menjelang pengumuman data inflasi AS pada Kamis ini.

Jakarta – Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memprediksi harga emas dalam perdagangan hari ini Kamis (12/1) akan menguat di rentang $1.863,20 hingga $1.895,10. Sementara pada perdagangan pasar Eropa Rabu semalam, harga emas dunia berada di level $1.877,70 per troy ounce.

Ibrahim mengungkapkan, harga emas menguat di tengah meningkatnya jumlah taruhan bahwa The Fed bakal mengakhiri kebijakan pengetatannya dengan memperlambat laju kenaikan suku bunga. Sedangkan nilai dolar AS akan mundur lebih jauh, meski kehati-hatian masih berlanjut menjelang pengumuman data inflasi utama yang akan dirilis minggu ini.

Categories
Berita Opini

Ini Dia 4 Alasan Kenaikan Harga Emas

Harga emas terus melaju kencang di awal tahun 2023 ini.

Jakarta – Harga emas turun tipis setelah meroket sejak akhir tahun 2022. Pada Rabu (11/1) pukul 22.25 WIB, harga emas spot turun tipis ke US$ 1.871,96 per ons troi. Harga emas turun dari US$ 1.877,03 per ons troi yang merupakan level tertinggi sejak Mei 2022.

Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf menilai, penguatan harga emas setidaknya terjadi akibat empat alasan utama:

  1. Prospek ekonomi global tahun 2023 yang dinilai kurang bagus.
  2. Berkurangnya agresivitas kenaikan suku bunga.
  3. Permintaan atau pembelian fisik dari bank-bank sentral dunia sebagai cadangan devisa.
  4. Faktor musiman, seperti perayaan Imlek dan Diwali.