
Jakarta – Emas dunia tertahan di dekat level terendah sembilan bulan pada perdagangan Senin, karena spekulasi untuk kenaikan suku bunga agresif oleh The Fed dan penguatan Dolar AS.
Dalam pantauan CNBC, Selasa (12/7/2022) harga emas di pasar spot turun 0,3 persen menjadi $1.735,91 per ons, sementara emas berjangka AS ditutup melemah 0,6 persen menjadi $1.731,70.
Terlepas dari resiko resesi, investor lebih memilih Dolar AS ketimbang emas. Hal ini mendorong mata uang Paman Sam itu ke level tertinggi dalam hampir dua dekade, dan ini juga mengurangi daya tarik bullion di antara pembeli luar negeri.
Baca juga: Harga Emas Hari Ini Longsor Lagi, Awas Masih Ada Potensi Penurunan
Sementara itu, Kenaikan suku bunga meningkatkan opportunity cost memegang emas karena tidak memberikan imbal hasil.
“Emas berada di bawah tekanan karena dolar membuat pergerakan besar dan ada ekspektasi kenaikan suku bunga yang cukup besar setelah laporan federal baru-baru ini menyoroti pasar tenaga kerja yang kuat,” ujar Edward Moya, analis OANDA.
“Harga emas dapat secara tentatif menembus di bawah level $1.700 dan kemudian melihat level support kuat di $1.670,” tambah Edward.
Data makro Amerika yang dirilis Jumat pekan lalu menunjukkan pasar tenaga kerja bergerak maju dengan peningkatan pekerjaan yang kuat. Ini memberikan amunisi bagi The Fed untuk kembali menaikkan suku bunga 75 basis poin bulan ini.
Sementara itu, Presiden Fed Kansas City, Esther George, yang menentang kenaikan 75 basis poin bulan lalu, mengatakan perubahan suku bunga yang tiba-tiba dapat menciptakan ketegangan dalam perekonomian.
“Tetapi meningkatnya pesimisme atas kondisi sejumlah ekonomi di Asia, dan ketidakstabilan geopolitik sampai batas tertentu, membatasi kejatuhan emas, karena sang logam kuning tetap menjadi safe-haven selama masa-masa sulit,” kata Ricardo Evangelista, analis ActivTrades.
Sumber: Suara
One reply on “Turun Lagi, Emas Kini Dekati Level Terendah Sembilan Bulan”
[…] Baca juga: Turun Lagi, Emas Kini Dekati Level Terendah Sembilan Bulan […]