
Jakarta – Harga emas pada pekan ini diprediksi akan berada di bawah $1.800 per troy ounce. “Saya ingin melihat emas bertahan di sekitar $1.850. Akan tetapi, semua orang sepertinya sedang fokus ke level terendah bulan November 2020 yaitu $1.770. Saya akan kaget jika melihat harga emas nanti tembus ke bawah $1.800,” kata analis pasar OANDA, Edward Moya, seperti dikutip dari Kitco pada Senin (11/1/2020). “Anda akan melihat bahwa pada akhirnya harga emas akan stabil.”
Lebih lanjut, Co-director di Walsh Trading, Sean Lusk, menambahkan bahwa penurunan ke USD 1.850 telah terjadi pada Desember lalu, dan kemungkinan juga akan kembali terjadi.
“Banyak penjualan pada Jumat pekan lalu bersifat teknis. Harga emas di USD 1.800 harus bertahan karena itu adalah level terendah pada pertengahan Desember 2020. Pergerakan turun ke bawah USD 1.800 akan menjadi penurunan sekitar 5 persen untuk tahun ini,” kata Lusk.
Baca juga: Menakar Potensi Cuan Investasi di 2021: Mulai dari SBN, Emas hingga Properti
Harga emas pada Jumat (8/1/2021) mengalami penurunan. Meskipun terjadi kerugian, analis memperkirakan penurunan lebih dalam mungkin saja terjadi. Apabila harga emas tembus ke bawah $1.828, maka level support selanjutnya berada di $1.800 yang kemudian membuka ruang bagi harga emas untuk turun lebih dalam lagi ke $1.778.
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yang salah satunya terkait pelantikan Joe Biden sebagai Presiden AS.
“Ada ketakutan besar bahwa kepemilikan ETF akan turun karena Presiden terpilih Joe Biden diprediksi akan lebih berhasil menekan pandemi Covid-19. Emas melihat penjualan teknis yang intens,” kaya Moya.
Sumber: Liputan6